Wednesday, December 16, 2009
Hari ini aku iseng baca-baca buku yang di berikan oleh kampus, sambil tiduran(sekalian ngerasain kasur baru.hehehe) setelah kemarin sempat frustasi gara-gara insiden kebakaran.
Buku yang aku baca berjudul “SMALL IS POWERFULL BELAJAR DARI STRATEGI PERUSAHAAN KECIL”, karangan M. SUYANTO, ketua umum STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA, promosi dikit ga masalahkan cuy.hehehehe
Aku ga tau juga sich, dari puluhan buku yang diberikan kampus kenapa aku malah memilih buku tersebut, yang tentunya enggak berhubungan langsung sama materi kuliah aku sendiri, tapi buku tersebut memang bagus untuk di baca, aku juga sempat terharu pada salah satu bagian yang menceritakan tentang cinta seorang Bapak terhadap Isterinya ini.
“Suatu hari ketika mereka berkumpul, anak sulungnya bertanya : “pak, sejak kecil kami melihat bapak merawat ibu dengan tulus, kami tidak pernah mendengar sedikitpun keluhan dari bibir bapak. Ketika kami sudah dewasapun bapak tidak mengizinkan kami untuk merawat ibu, seperti yang bapak lakukan. Mengapa bapak tidak menikah lagi supaya ada yang mengurus bapak dan kami yang mengurus ibu?” Kemudian jawab bapak tersebut, “Anak-anakku, jika perkawinan dan hidup ini hanya sekedar untuk memenuhi hawa nafsu belaka, bapak pasti sudah kawin lagi. Satu hal yang perlu kalian ketahui, dengan kehadiran ibu kalian di samping bapak, itu sudah lebih dari cukup. Ibu telah melahirkan kalian, anak-anak yang selalu bapak rindukan dan memberi kebahagiaan buat bapak. Bapak sangat menghargai ibu kalian, karena ia sudah mengambil resiko menjadi pendamping bapak, terutama saat kalian hadir di dunia ini. Tanyakan ibu kalian,apakah ia menginginkan keadaannya seperti ini? Bapak bahagia karena kalian memikirkan kebahagiaan bapak, tetapi apakah bapak bisa bahagia meninggalkan ibu kalian dalam keadaan seperti ini?”. Anak-anaknya terdiam dan tak dapat menahan air mata haru mereka. Hari itu, mereka menyelami kesejatian cinta sesosok pria yang sudah menikahi ibu mereka, yang sekaligus telah membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang”.
Inilah kisah cinta sejati yang sebenarnya, Seandainya Romeo dan Juliette tidak meninggal di hari yang sama, apakah mungkin mereka mau melakukan hal yang sama seperti cerita diatas, apabila pasangannya mengalami hal yang sama seperti bapak tersebut? Kalau menurutku mereka mungkin lebih memilih mati saja daripada merawat pasangannya tersebut. Tapi terserahlah toh Romeo dan Juliette hanya sebuah cerita.hehehe
Mungkin aku takkan sekagum ini terhadap sosok bapak diatas, apabila itu hanya (baru) dilakukannya selama beberapa tahun, tapi kenyataannya bapak tersebut melakukannya selama lebih dari 25 tahun, yah lebih lama dari pada umurku di dunia ini yang baru 20.hehehehe
Mungkin cinta sejati seperti bapak tersebut hanya ada kurang dari 5% didunia ini (itu menurutku sich), atau mungkim kurang.
Setiap orang di dunia ini pasti menginginkan cinta sejati, tapi apakah mereka akan mendapatkannya apabila mereka sendiri tidak dapat berkorban dan menyayangi pasangan mereka dengan hati yang tulus, dan apa adanya. Bahkan pada saat pacaranpun mereka sudah selingkuh, dengan berbagai alasan kenapa mereka selingkuh. Dan alasan yang paling logis dan paling bisa aku terima adalah “ sebelum kita menikah kita harus mencari pasangan yang terbaik buat kita”. Aku memang setuju dengan hal tersebut, tapi tak setuju itu sebagai alasan untuk selingkuh. Aku jadi ingat kata-kata di film JOMBLO saat Agus (Ringgo Agus Rahman) ingin putus dari selingkuhannya, Lani (Nadia Saphira).
Agus : Saya sadar bahwa kamu lebih dari dia, tapi itu bukan alasan seseorang untuk putusin pacarnya.
Lani : Bukankah setiap orang mencari yang terbaik buat dirinya, ya Gus?
Agus : Kalau kita terus mencari yang terbaik untuk menjadi pasangan hidup kita, suatu saat aku juga akan ninggalin kamu.
Klo mau lebih jelasnya tonton aja filmnya, gampang toh.hehehehe
Menurutku kita memang perlu mencari yang terbaik, tapi bukan berarti kita harus selingkuh, cz yang terbaik itu hanya akan timbul dari sebuah komitmen dan rasa saling menghargai terhadap pasangannya. Banyak orang bilang bahwa mereka putus karena memiliki perbedaan dengan pasangannya, klo menurutku sich Tuhan emang menciptakan makhluknya dengan perbedaan, jadi klo kita mencari yang sama ga bakalan ada, mau keujung dunia, keujung langit, nyelam ampe dasar laut juga ga bakalan ada, lagipula perbedaan hanya ada karena ketidakadaannya rasa saling menghargai terhadap pasangannya.
Tapi terserah kalianlah, setiap orang punya pandangan sendiri tentang Cinta, ini hanya ssebuah tulisan yang mudah-mudahan bisa mendorong kita (khususnya aku sendiri) untuk lebih mencintai, menghargai dan berkorban demi komitmen dengan pasangan yang telah kita buat bersamanya.
Udahlah dah panjang banget ntar bosen lagi yang baca, dan pastinya banyak yang ga sampai habis bacanya.
NOTE : Hargailah pasangan kalian, seperti kalian menghargai diri sendiri.
6 komentar:
MANTAP TUCH CUY
Wah bagus tuch, tulis yang lebih bagus lagi tuch, biar lebih mantap.hehehehe
bKin yg Lbi Baeg Lage bRo..
sMangat.
InsyaAllah cuy, bakal lebih rajin lagi bikin postingan baru.
Thank's yah cuy
wah pasti susah bgt nyari org kaya gitu yg dapet beruntungggg bgt!!
Beruntung banget emang, tapi lebih hebat lagi klo kita bisa ngelakuin tu semua, jadi ga cuma berharap, tapi kita berusaha juga biar bisa ngelakuin tu semua.
Post a Comment